Pembentukan
Sikap Ilmiah
Keilmiahan
sering kali diartikan sebagai hal yang berbau eksak atau membutuhkan tingkat
berpikir yang tinggi. Padahal ilmiah adalah suatu metode untuk menjelaskan sesuatu
berdasarkan ilmu pengetahuan. Barangkali sikap ilmiah adalah penilaian akhir
dari suatu proses pembelajaran. Karena pembelajaran manapun menuntut agar
peserta didik untuk dapat menyikapi keadaan dihadapannya dengan ilmu. Sikap
ilmiah menuntut agar menyikapi segala sesuatu dengan ilmu pengetahuan yang
sahih. Sikap seperti ini akan membawa manusia agar tamak terhadap ilmu dan
merasa butuh terhadap ilmu pengetahuan, seperti pepatah mengatakan ‘ilmu
sebelum berbicara dan berbuat’. Maka sikap ilmiah menuntut dalam segala aspek
kehidupan untuk medapatkan kebenaran yang sahih.
Sikap selalu
ingin tahu, kritis, menerima kebenaran, ingin memperbaiki merupakan hal pokok
dalam sikap ilmiah. Dalam pembelajaran, sikap ini dapat dibentuk terutama pada
situasi-situasi yang kongkrit dan menuntut agar diselesaikan dengan berbuat.
Situasi-situasi seperti inilah yang dibangun dalam kelas laboratorium, dimana
peserta didik dihadapkan pada masalah secara kongkrit atau nyata. Untuk itu,
laboratorium sekolah merupakan tempat yang digunakan untuk membentuk sikap
ilmiah.
Akan tetapi,
kerja di labortatorium sekolah seringkali tidak dapat membentuk sikap ilmiah.
Hal ini dikarenakan waktu untuk bekerja di laboratorium hanya sesekali saja dan
biasanya terkendala dengan biaya. Ketika siswa dirumah pun tidak bisa
melanjutkan rasa ingin tahunya karena tidak tersedianya bahan kimia dan alat
praktikum.
Untuk hal-hal
seperti inilah Blog ini disusun. Dengan tujuan memupuk sikap ilmiah dan mampu
menghubungkan teori dengan kenyataan, bahkan dapat langsung diambil manfaatnya.
Dalam beberapa hal, Blog ini berbentuk seperti karya tulis ilmiah yang
menekankan pada keberhasilan suatu metode praktikum di luar pembelajaran
sekolah. Untuk memudahkan, Blog ini disusun secara kronologis, sebaiknya tidak melompat-lompat
dalam membacanya.
No comments:
Post a Comment