5.
Eksperimen
Setelah kita
mendapat penjelasan tentang reaksi-reaksi yang mungkin terjadi dalam
eksperimen. Kita akan menginjak pada prosedur yang dilakukan untuk memulai
kegiatan ilmiah.
5. 1. Identifikasi Gula Pereduksi Dalam
Makanan
Tujuan Kegiatan
Dapat
mengidentifikasi kandungan gula pereduksi pada makanan.
Dasar Teori
Kebanyakan Gula pereduksi adalah
monosakarida karena memiliki gugus aldehida bebas yang dapat dioksidasi oleh
suatu zat pengoksidasi. Glukosa adalah monosakarida terpenting yang digunakan
oleh mamalia untuk menghasilkan energi. Kandungan monosakarida dalam makanan
penting untuk diketahui karena merupakan sumber energi bagi manusia.
Gula pereduksi ini biasanya
berbentuk glukosa dan fruktosa. Fruktosa dapat diambil dari madu. Fruktosa
dinamakan juga sebagai gula buah karena kebanyakan terdapat pada buah. Untuk
sampel pada makanan, sebaiknya gunakan madu sebagai kontrol terjadinya reaksi.
Jika madu ditambahi regensia Cu, larutan akan menjadi kuning sampai merah.
Alat
1.
Tabung reaksi(bohlam bekas)
2.
Penangas air/pembakar spiritus
Bahan
1.
Reagent Cu
2.
Aquades
3.
Bahan uji yang berupa makanan yang
diprediksi mengandung monosakarida.
Prosedur Percobaan
- Masukan +/-
5 gram bahan uji kedalam tabung reaksi dan tambahkan 5 mL air.
- Tambahkan
10 ml reagent Cu ke dalam tabung reaksi.
- Panaskan
tabung reaksi selama 3 menit.
- Amati
perubahan warna yang terjadi.
Indikator
Jika
larutan berubah warna dari biru menjadi kuning-orange-merah berarti hasil uji
positif (mengandung gula pereduksi).
Tabel
Pengamatan
No
|
Bahan uji
|
Perubahan warna
|
1.
|
|
|
2.
|
|
|
3.
|
|
|
4.
|
|
|
5. 2. Hidrolisis karbohidrat
Tujuan
Dapat mengamati
peristiwa hidrolisis karbohidrat dan pengaruhnya terhadap sifat kimianya.
Dasar teori
Hidrolisis
dapat dilakukan dengan cara pengasaman dan pemanasan. Hasil hidrolisis lengkap
suatu polisakarida menghasilkan monosakrida-monosakarida penyusunnya. Suatu
polisakarida tidak memiliki gugus aldehida bebas yang dapat direduksi oleh
regensia Cu. Oleh karenanya jika polisakarida sudah terhidrolisis dia akan
dapat mengalami oksidasi oleh regensia Cu dan terlihat perubahan warna pada
larutan.
Hidrolisis
ini tidak hanya terjadi pada eksperimen. Mamalia menghidrolisis karbohidrat
untuk mendapatkan energi. Hal ini juga terjadi pada manusia dimana enzim dapat
mengubah nasi menjadi glukosa.
Alat
1. Tabung
reaksi
2. Penjepit
tabung
3. Pembakar
spiritus
Bahan
1. Asam
sulfat(air aki)
2. Regen Cu
3. Gula
pasir
4. Pati
5. Air
Prosedur
1. Masukan
gula pasir ke dalam 2 tabung reaksi.
2. Tambahkan
10 mL air pada tiap-tipa tabung.
3. Tambahkan
1 mL asam sulfat pada tabung pertama.
4. Panaskan
kedua tabung dan tambahkan 10 mL regen Cu pada tiap tabung.
5. Lakukan
hal yang sama pada pati. Amati perubahan yang terjadi.
Kerja Ilmiah
Sukrosa
jika dihidrolisis akan berubah menjadi glukosa dan fruktosa. Fruktosa ini lebih
manis dari sukrosa itu sendiri. Biasanya gula hasil hidrolsis ini digunakan
sebagai bahan pembuatan sirup dan dinamakan gula inversi. Buatlah gula inversi
dengan mengganti asam sulfat yang berbahaya dengan cuka glasial. Setelah
hidrolsis dilakukan, ambil sampel dan uji dengan regen Cu untuk mengetahui
terjadinya hidrolisis. Setelah gula terhidrolsis, periksalah rasa manis gula
sesudah perlakuan dan sebelum perlakuan. Anda dapat memamerkan hasil kerja anda
pada guru atau teman anda.
5. 3. Deret Volta
Tujuan Kegiatan
Dapat mengamati peristiwa pendesakan
logam pada deret volta.
Dasar
Teori
Deret volta disusun berdasarkan
potensial reduksi standar tiap-tiap unsur logam. Tiap-tiap logam memiliki
potensial reduksinya sendiri-sendiri. Harga Potensial ini berakibat pada
kemudahannya mengalami reduksi yang artinya semakin tinggi potensial reduksi suatu
zat maka semakin sukar untuk bereaksi. Dalam hal ini emas memiliki potensial
reduksi tertinggi karena kesukaranya mengalami oksidasi(sukar bereaksi) dan
karenanya emas merupakan logam berharga yang biasanya digunakan sebagai
perhiasan. Logam yang memiliki potensial reduksi rendah(seperti logam golongan
I A) tidak terdapat dalam bentuk logam murni di alam. Untuk mengambil
logam-logam ini biasanya dengan cara elektrolisis leburan garamnya(untuk
melebur garam-garam ionik ini membutuhkan suhu ribuan derajat celsius). Oleh karenanya, logam ini relatif mahal
dibandingkan beberapa logam lainnya.
Suatu logam murni juga dapat
bereaksi dengan suatu larutan garam. Reaksi ini didasarkan pada potensial
reduksi tiap-tiap logam. Logam yang memiliki potensial reduksi tinggi(seperti
perak, Ag) dapat “mereduksi” logam dengan potensial reduksi lebih rendah. Hal
ini berarti suatu larutan perak(seperti perak nitrat, AgNO3) dapat
bereaksi dengan logam tembaga. Endapan putih-keperakan akan muncul di permukaan
tembaga. Hal serupa tidak dapat terjadi jika suatu larutan tembaga direaksikan
dengan logam perak. Tetapi, jika besi dimasukan ke dalam larutan tembaga,
endapan merah-kecoklatan akan muncul dipermukaan besi.
Teori pendesakan logam sangat
bermanfaat pada pelindungan logam besi dengan logam magnesium. Logam magnesium
seperti “dikorbankan” agar logam besi tidak mengalami proses oksidasi lebih
lanjut. Metode ini disebut galvanisasi, didasarkan pada potensial reduksi
magnesium yang rendah. Pelapisan logam dengan cara pendesakan logam juga
terkadang digunakan karena penggunaannya yang mudah dan murah.
Alat
1.
Tabung reaksi
2.
Pipet
Bahan
1.
Larutan CuSO4 (dibuat dengan cara No.
3.2)
2.
Larutan H2SO4 (air aki)
3.
Besi
4.
Timah
5.
Tembaga
6.
Seng
Prosedur Percobaan
- Siapkan
larutan CuSO4 dalam beberapa tabung reaksi tabung reaksi.
- Masukan
besi ke dalam larutan.
- Amati
perubahan yang terjadi.
- Lakukan
dengan menggunakan beberapa jenis logam yang lain.
- Lakukan
kerja 1-4 dengan larutan H2SO4 dan cari tahu harga potensial
reduksinya melalui berbagai sumber.
Tabel pengamatan
No
|
Logam
|
Pengamatan
CuSO4
|
Pengamatan
H2SO4
|
Keterangan
|
1.
|
Besi
|
|
|
|
2.
|
Timah
|
|
|
|
3.
|
Seng
|
|
|
|
4.
|
Tembaga
|
|
|
|
Lakukan kegiatan
ilmiahmu. Lempeng besi atau seng dapat diwarnai dengan melapisinya dengan
tembaga. Gunakan cara diatas untuk melapisi logam-logam yang ada disekitarmu.
Logam tembaga lebih sukar berkarat dari pada kebanyakan logam. Lapisi logam
yang mudah berkarat dengan tembaga dan cuci dengan menggunakan detergen untuk
menghilangkan asamnya.
5. 4. Aldehida Dan Keton
Tujuan :
Membedakan
aldehida dan keton berdasarkan sifat kimianya masing-masing.
Dasar teori
Aldehida dan keton merupakan senyawa
yang saling berisomer. Biasanya senyawa ini dibahas pada materi kelas XII pada
bab kimia organik. Aldehida adalah senyawa dengan rumus umum RC=O-H dan keton
adalah senyawa dengan rumus umum R-C=O-R. Dengan jumlah atom C sama maka
aldehida dan keton memiliki rumus molekul sama tetapi berbeda pada rumus
strukturnya. Aldehida dan keton juga memilki sifat-sifat kimia yang berbeda. Aldehida
mudah dioksidasi menjadi suatu karboksilat sedangkan keton tidak. Dari sifat
ini maka aldehida dapat dioksidasi dengan mudah oleh pereduksi-pereduksi lembut
seperti Ag+ dan Cu2+.
Alat :
1.
Pipet
2.
Tabung reaksi
3.
Rak tabung
4. Pembakar
spiritus
Bahan
:
1. Glukosa
2.
Aseton
3.
Regensia Cu
4.
Aqudes (air)
Prosedur
Kerja :
1.
Masukan 1 gram glukosa pada tabung
reaksi.
2.
Tambahkan 5 ml aquades ke dalam tabung reaksi.
3.
Tambahkan regensia Cu ke dalam larutan.
4.
Amati perubahan yang terjadi dalam
larutan.
5.
Lakukan prosedur 1-4 dengan menggunakan
sampel yang lain(aseton)
Tabel pengamatan :
No
|
Sampel
|
Hasil
pengamatan
|
1
|
Glukosa
|
|
2
|
Aseton
|
|
5. 5. Uji Protein Dan Denaturasi Protein
Tujuan
1. Dapat
mengidentifikasi kandungan protein dalam makanan.
2. Dapat
mengamati peristiwa denaturasi protein.
Dasar Teori
Protein merupakan salah satu sumber
energi manusia. Selain itu protein memiliki fungsi yang khusus dalam tubuh
manusia. Protein memegang peranan penting dalam berbagai proses biologi.
Protein selalu didapatkan dari mahluk hidup. Protein merupakan penyusun utama
pada putih telur(albumin) dan merupakan komponen dalam susu(kasein).
Pada struktur molekul protein,
terdapat gugus amida-amida asam yang dapat membentuk kompleks dengan regensia
Cu. Kompleks ini berwarna ungu dan nampak jelas pada larutan. Protein juga
dapat mengalami denaturasi. Denaturasi adalah peristiwa rusaknya struktur
protein itu sehingga kehilangan sifat-sifat kimianya. Proses denaturasi protein
dilakukan dengan cara memanaskannya atau dengan menambahkan asam. Endapan putih
menandakan protein mengalami denaturasi(seperti pada putih telur yang direbus).
Alat
1.
Tabung reaksi
2.
Gelas kimia
3.
Pipet
Bahan
1.
Putih telur
2.
Susu
3.
Cuka glasial
4.
Air jeruk
5.
Reagensia Cu
Prosedur Percobaan
Uji Protein
1. Masukan
susu 5 ml kedalam tabung reaksi.
2. Tambahkan
5 ml reagent Cu ke dalam tabung reaksi.
3. Kocok
tabung reaksi sehingga larutan tercampur merata.
4. Amati
perubahan warna yang terjadi.
5. Lakukan
hal yang sama pada putih telur.
Denaturasi Protein
1. Masukan
10 ml susu ke dalam 2 tabung reaksi.
2. Tambahkan
10 ml cuka ke dalam salah satu tabung reaksi dan air perasan jeruk pada tabung
yang lain.
3. Amati
perubahan yang terjadi.
4. Lakukan
hal yang sama pada putih telur.
Uji regensia Cu
No
|
Makanan
|
Perubahan warna
|
1.
|
Susu
|
|
2.
|
Putih telur
|
|
Denaturasi
Protein
No
|
Makanan
|
Endapan
|
1.
|
Susu
|
|
2.
|
Putih telur
|
|
Indikator :
Uji positif pada
regensia Cu adalah munculnya warna ungu.
Protein dapat
mengalami denaturasi karena asam, jika terjadi endapan ketika ditambahi asam
organik dimungkinkan terdapat protein yang terdenaturasi.
4. 5. Identifikasi
Terhadap Penderita Diabetes Melitus
Tujuan Kegiatan
Dapat mengidentifikasi penderita diabetes melitus.
Dasar Teori
Penderita diabetes melitus memilliki
air seni yang mengandung gula sederhana. Tembaga merupakan oksidator lembut
yang dapat mengoksidasi gugus aldehid pada gula sederhana menjadi karboksilat.
Tembaga yang tereduksi akan berubah yang semula Cu2+ menjadi Cu+
sehingga warna biru tembaga (II) berkurang atau berubah.
Percobaan ini hampir sama dengan uji
gula pereduksi dalam makanan. Hanya saja sampel yang digunakan adalah urine
dari manusia. Penderita diabettes melitus memiliki kandungan glukosa dalam air
seni yang tinggi. Kandungan glukosa ini dapat diketahui dengan mereaksikannya
dengan regensia Cu.
Alat
1.
Tabung
reaksi
2.
Gelas
kimia
3.
Penangas
air/pembakar spiritus
4.
Penjepit
tabung
Bahan
1. Reagent Cu
2.
Aquades
3.
Urine
sebagai bahan uji
Prosedur Percobaan
- Masukan urine 5 ml kedalam tabung reaksi.
- Tambahkan 5 ml reagent Cu ke dalam tabung reaksi.
- Panaskan tabung reaksi ke dengan pembakar spiritus
selama 3 menit.
- Amati perubahan warna yang terjadi.
Indikator
Jika pada
tabung reaksi terdapat perubahan warna dari biru menjadi kuning-merah atau
terjadi endapan merah larutan maka uji tersebut positif. Semakin merah larutan
maka kandungan gula dalam darah orang tersebut makin banyak.