Wednesday, January 23, 2013

PERMAINAN POKER UNSUR


PERMAINAN DIDASARKAN PADA PERMAINAN KARTU POKER.
KARTU DISUSUN BERDASARKAN PEMBENTUKAN MOLEKUL.
KARTU TERBESAR ADALAH YANG MEMILIKI MR TERBESAR.
PEMBENTUKAN MOLEKUL HARUS MEMILIKI ATOM PUSAT(TIDAK DIPERBOLEHKAN MEMBUAT RANTAI ATOM KARBON).
KARTU HANYA BOLEH DILETAKAN SESUAI JUMLAH ATOM(JUMLAH KARTU) SEPERTI HALNYA PERMAINAN POKER.

Tuesday, January 22, 2013

EKSPERIMEN



5. Eksperimen
Setelah kita mendapat penjelasan tentang reaksi-reaksi yang mungkin terjadi dalam eksperimen. Kita akan menginjak pada prosedur yang dilakukan untuk memulai kegiatan ilmiah.
5. 1. Identifikasi Gula Pereduksi Dalam Makanan
Tujuan Kegiatan
Dapat mengidentifikasi kandungan gula pereduksi pada makanan.
Dasar Teori
            Kebanyakan Gula pereduksi adalah monosakarida karena memiliki gugus aldehida bebas yang dapat dioksidasi oleh suatu zat pengoksidasi. Glukosa adalah monosakarida terpenting yang digunakan oleh mamalia untuk menghasilkan energi. Kandungan monosakarida dalam makanan penting untuk diketahui karena merupakan sumber energi bagi manusia.
            Gula pereduksi ini biasanya berbentuk glukosa dan fruktosa. Fruktosa dapat diambil dari madu. Fruktosa dinamakan juga sebagai gula buah karena kebanyakan terdapat pada buah. Untuk sampel pada makanan, sebaiknya gunakan madu sebagai kontrol terjadinya reaksi. Jika madu ditambahi regensia Cu, larutan akan menjadi kuning sampai merah.
Alat
1.        Tabung reaksi(bohlam bekas)
2.        Penangas air/pembakar spiritus
Bahan
1.         Reagent Cu
2.         Aquades
3.        Bahan uji yang berupa makanan yang diprediksi mengandung monosakarida.
Prosedur Percobaan
  1. Masukan +/- 5 gram bahan uji kedalam tabung reaksi dan tambahkan 5 mL air.
  2. Tambahkan 10 ml reagent Cu ke dalam tabung reaksi.
  3. Panaskan tabung reaksi selama 3 menit.
  4. Amati perubahan warna yang terjadi.

Indikator
Jika larutan berubah warna dari biru menjadi kuning-orange-merah berarti hasil uji positif (mengandung gula pereduksi).
Tabel Pengamatan
No
Bahan uji
Perubahan warna
1.


2.


3.


4.



5. 2. Hidrolisis karbohidrat
Tujuan
Dapat mengamati peristiwa hidrolisis karbohidrat dan pengaruhnya terhadap sifat kimianya.
Dasar teori
Hidrolisis dapat dilakukan dengan cara pengasaman dan pemanasan. Hasil hidrolisis lengkap suatu polisakarida menghasilkan monosakrida-monosakarida penyusunnya. Suatu polisakarida tidak memiliki gugus aldehida bebas yang dapat direduksi oleh regensia Cu. Oleh karenanya jika polisakarida sudah terhidrolisis dia akan dapat mengalami oksidasi oleh regensia Cu dan terlihat perubahan warna pada larutan.
Hidrolisis ini tidak hanya terjadi pada eksperimen. Mamalia menghidrolisis karbohidrat untuk mendapatkan energi. Hal ini juga terjadi pada manusia dimana enzim dapat mengubah nasi menjadi glukosa.
Alat
1.      Tabung reaksi
2.      Penjepit tabung
3.      Pembakar spiritus

Bahan
1.      Asam sulfat(air aki)
2.      Regen Cu
3.      Gula pasir
4.      Pati
5.      Air
Prosedur
1.      Masukan gula pasir ke dalam 2 tabung reaksi.
2.      Tambahkan 10 mL air pada tiap-tipa tabung.
3.      Tambahkan 1 mL asam sulfat pada tabung pertama.
4.      Panaskan kedua tabung dan tambahkan 10 mL regen Cu pada tiap tabung.
5.      Lakukan hal yang sama pada pati. Amati perubahan yang terjadi.
Kerja Ilmiah
Sukrosa jika dihidrolisis akan berubah menjadi glukosa dan fruktosa. Fruktosa ini lebih manis dari sukrosa itu sendiri. Biasanya gula hasil hidrolsis ini digunakan sebagai bahan pembuatan sirup dan dinamakan gula inversi. Buatlah gula inversi dengan mengganti asam sulfat yang berbahaya dengan cuka glasial. Setelah hidrolsis dilakukan, ambil sampel dan uji dengan regen Cu untuk mengetahui terjadinya hidrolisis. Setelah gula terhidrolsis, periksalah rasa manis gula sesudah perlakuan dan sebelum perlakuan. Anda dapat memamerkan hasil kerja anda pada guru atau teman anda.
5. 3. Deret Volta
Tujuan Kegiatan
            Dapat mengamati peristiwa pendesakan logam pada deret volta.
Dasar Teori
            Deret volta disusun berdasarkan potensial reduksi standar tiap-tiap unsur logam. Tiap-tiap logam memiliki potensial reduksinya sendiri-sendiri. Harga Potensial ini berakibat pada kemudahannya mengalami reduksi yang artinya semakin tinggi potensial reduksi suatu zat maka semakin sukar untuk bereaksi. Dalam hal ini emas memiliki potensial reduksi tertinggi karena kesukaranya mengalami oksidasi(sukar bereaksi) dan karenanya emas merupakan logam berharga yang biasanya digunakan sebagai perhiasan. Logam yang memiliki potensial reduksi rendah(seperti logam golongan I A) tidak terdapat dalam bentuk logam murni di alam. Untuk mengambil logam-logam ini biasanya dengan cara elektrolisis leburan garamnya(untuk melebur garam-garam ionik ini membutuhkan suhu ribuan derajat celsius).  Oleh karenanya, logam ini relatif mahal dibandingkan beberapa logam lainnya.
            Suatu logam murni juga dapat bereaksi dengan suatu larutan garam. Reaksi ini didasarkan pada potensial reduksi tiap-tiap logam. Logam yang memiliki potensial reduksi tinggi(seperti perak, Ag) dapat “mereduksi” logam dengan potensial reduksi lebih rendah. Hal ini berarti suatu larutan perak(seperti perak nitrat, AgNO3) dapat bereaksi dengan logam tembaga. Endapan putih-keperakan akan muncul di permukaan tembaga. Hal serupa tidak dapat terjadi jika suatu larutan tembaga direaksikan dengan logam perak. Tetapi, jika besi dimasukan ke dalam larutan tembaga, endapan merah-kecoklatan akan muncul dipermukaan besi.
            Teori pendesakan logam sangat bermanfaat pada pelindungan logam besi dengan logam magnesium. Logam magnesium seperti “dikorbankan” agar logam besi tidak mengalami proses oksidasi lebih lanjut. Metode ini disebut galvanisasi, didasarkan pada potensial reduksi magnesium yang rendah. Pelapisan logam dengan cara pendesakan logam juga terkadang digunakan karena penggunaannya yang mudah dan murah.
Alat
1.        Tabung reaksi
2.        Pipet
Bahan
1.        Larutan CuSO4 (dibuat dengan cara No. 3.2)
2.         Larutan H2SO4 (air aki)
3.         Besi
4.         Timah
5.         Tembaga
6.         Seng
Prosedur Percobaan
  1. Siapkan larutan CuSO4 dalam beberapa tabung reaksi tabung reaksi.
  2. Masukan besi ke dalam larutan.
  3. Amati perubahan yang terjadi.
  4. Lakukan dengan menggunakan beberapa jenis logam yang lain.
  5. Lakukan kerja 1-4 dengan larutan H2SO4 dan cari tahu harga potensial reduksinya melalui berbagai sumber.


Tabel pengamatan
No
Logam
Pengamatan CuSO4
Pengamatan H2SO4
Keterangan
1.
Besi



2.
Timah



3.
Seng



4.
Tembaga




Lakukan kegiatan ilmiahmu. Lempeng besi atau seng dapat diwarnai dengan melapisinya dengan tembaga. Gunakan cara diatas untuk melapisi logam-logam yang ada disekitarmu. Logam tembaga lebih sukar berkarat dari pada kebanyakan logam. Lapisi logam yang mudah berkarat dengan tembaga dan cuci dengan menggunakan detergen untuk menghilangkan asamnya.
5. 4. Aldehida Dan Keton
Tujuan :
Membedakan aldehida dan keton berdasarkan sifat kimianya masing-masing.
Dasar teori
            Aldehida dan keton merupakan senyawa yang saling berisomer. Biasanya senyawa ini dibahas pada materi kelas XII pada bab kimia organik. Aldehida adalah senyawa dengan rumus umum RC=O-H dan keton adalah senyawa dengan rumus umum R-C=O-R. Dengan jumlah atom C sama maka aldehida dan keton memiliki rumus molekul sama tetapi berbeda pada rumus strukturnya. Aldehida dan keton juga memilki sifat-sifat kimia yang berbeda. Aldehida mudah dioksidasi menjadi suatu karboksilat sedangkan keton tidak. Dari sifat ini maka aldehida dapat dioksidasi dengan mudah oleh pereduksi-pereduksi lembut seperti Ag+ dan Cu2+.


Alat :
1.      Pipet
2.      Tabung reaksi
3.      Rak tabung
4.      Pembakar spiritus
Bahan :
1.      Glukosa
2.      Aseton
3.      Regensia Cu
4.      Aqudes (air)
Prosedur Kerja :
1.      Masukan 1 gram glukosa pada tabung reaksi.
2.      Tambahkan  5 ml aquades ke dalam tabung reaksi.
3.      Tambahkan  regensia Cu ke dalam larutan.
4.      Amati perubahan yang terjadi dalam larutan.
5.      Lakukan prosedur 1-4 dengan menggunakan sampel yang lain(aseton)
Tabel pengamatan :
No
Sampel
Hasil pengamatan
1
Glukosa

2
Aseton


5. 5. Uji Protein Dan Denaturasi Protein
Tujuan
1.      Dapat mengidentifikasi kandungan protein dalam makanan.
2.      Dapat mengamati peristiwa denaturasi protein.
Dasar Teori
            Protein merupakan salah satu sumber energi manusia. Selain itu protein memiliki fungsi yang khusus dalam tubuh manusia. Protein memegang peranan penting dalam berbagai proses biologi. Protein selalu didapatkan dari mahluk hidup. Protein merupakan penyusun utama pada putih telur(albumin) dan merupakan komponen dalam susu(kasein).
            Pada struktur molekul protein, terdapat gugus amida-amida asam yang dapat membentuk kompleks dengan regensia Cu. Kompleks ini berwarna ungu dan nampak jelas pada larutan. Protein juga dapat mengalami denaturasi. Denaturasi adalah peristiwa rusaknya struktur protein itu sehingga kehilangan sifat-sifat kimianya. Proses denaturasi protein dilakukan dengan cara memanaskannya atau dengan menambahkan asam. Endapan putih menandakan protein mengalami denaturasi(seperti pada putih telur yang direbus).
Alat
1.      Tabung reaksi
2.      Gelas kimia
3.      Pipet
Bahan
1.      Putih telur
2.      Susu
3.      Cuka glasial
4.      Air jeruk
5.      Reagensia Cu
Prosedur Percobaan
Uji Protein
1.      Masukan susu  5 ml kedalam tabung reaksi.
2.      Tambahkan 5 ml reagent Cu ke dalam tabung reaksi.
3.      Kocok tabung reaksi sehingga larutan tercampur merata.
4.      Amati perubahan warna yang terjadi.
5.      Lakukan hal yang sama pada putih telur.
Denaturasi Protein
1.      Masukan 10 ml susu ke dalam 2 tabung reaksi.
2.      Tambahkan 10 ml cuka ke dalam salah satu tabung reaksi dan air perasan jeruk pada tabung yang lain.
3.      Amati perubahan yang terjadi.
4.      Lakukan hal yang sama pada putih telur.


Uji regensia Cu
No
Makanan
Perubahan warna
1.
Susu

2.
Putih telur


            Denaturasi Protein
No
Makanan
Endapan
1.
Susu

2.
Putih telur


Indikator :
Uji positif pada regensia Cu adalah munculnya warna ungu.
Protein dapat mengalami denaturasi karena asam, jika terjadi endapan ketika ditambahi asam organik dimungkinkan terdapat protein yang terdenaturasi.
4. 5. Identifikasi Terhadap Penderita Diabetes Melitus
Tujuan Kegiatan
Dapat mengidentifikasi penderita diabetes melitus.
Dasar Teori
            Penderita diabetes melitus memilliki air seni yang mengandung gula sederhana. Tembaga merupakan oksidator lembut yang dapat mengoksidasi gugus aldehid pada gula sederhana menjadi karboksilat. Tembaga yang tereduksi akan berubah yang semula Cu2+ menjadi Cu+ sehingga warna biru tembaga (II) berkurang atau berubah.
            Percobaan ini hampir sama dengan uji gula pereduksi dalam makanan. Hanya saja sampel yang digunakan adalah urine dari manusia. Penderita diabettes melitus memiliki kandungan glukosa dalam air seni yang tinggi. Kandungan glukosa ini dapat diketahui dengan mereaksikannya dengan regensia Cu.
Alat
1.        Tabung reaksi
2.        Gelas kimia
3.        Penangas air/pembakar spiritus
4.        Penjepit tabung
Bahan
1.      Reagent Cu
2.         Aquades
3.         Urine sebagai bahan uji
Prosedur Percobaan
  1. Masukan urine 5 ml kedalam tabung reaksi.
  2. Tambahkan 5 ml reagent Cu ke dalam tabung reaksi.
  3. Panaskan tabung reaksi ke dengan pembakar spiritus selama 3 menit.
  4. Amati perubahan warna yang terjadi.
Indikator
Jika pada tabung reaksi terdapat perubahan warna dari biru menjadi kuning-merah atau terjadi endapan merah larutan maka uji tersebut positif. Semakin merah larutan maka kandungan gula dalam darah orang tersebut makin banyak.